Sabtu, September 27, 2008

Pemilih

Kemaren saya ke tempat kos temen saya. Niatnya mau menyelesaikan tugas kelompok. Diselingi ngobrol-ngobrol santai, eh.. tiba-tiba temen saya bilang, katanya saya orangnya cuek banget. Tapi yang ga kenal, dikira saya orangnya pemilih banget. Ha? Pemilih? Sempet ga ngerti juga maksudnya apa.
Pemilih sayuran/makanan siih mungkin iya. Apa maksudnya pemilih yang itu?
Tapi segera temen saya menjelaskan. Maksudnya, saya ini pemilih teman. Haaa? Pemilih teman??? Kok bisa gitu? Maksudnya apa? Saya baru tau ada istilah kayak gitu.. Kalo pemilih sahabat, iya. Maksudnya, saya ga bisa sembarangan menetapkan, dia sahabat saya atau hanya teman, hanya karena kami banyak persamaan, selera kami hampir sama, atau hanya karena dia mau ‘menampung’ saya di kosnya dia.

Kelihatannya jahat ya? Atau terlalu diskriminasi? Ga tau juga. Tapi berdasarkan pengalaman, saya hanya mau menetapkan dia sahabat saya atau bukan, saat saya tertimpa masalah. Ga hanya satu masalah saja. Tapi, beberapa masalah. Atau, saya nyaman berbicara dengan dia atau tidak. Biasanya memang, bila kita tertimpa masalah, seorang sahabat pasti akan membantu, bukan menjauhi kita. Dan saat terjadi sesuatu dengan kita, saat banyak orang menjauhi kita, dia tidak akan bertanya, mengapa.. Tapi (harusnya) dia mempercayai kita. Tidak akan membeberkan rahasia saya, walaupun hubungan kita sedang renggang. Dan mau menerima apa adanya saya. Naaah.. yang terakhir itu bener-bener susah. Soalnya, banyak yang bilang, saya kasar. Khas Semarang (padahal, ga ada darah Semarang), nylekit. Kalo ngomong ga pake pake sensor (emang badan sensor??). Ga peduli yang diajak ngomong, marah ato ga. Apalagi kalo “singa”-nya kumat. Ngamuk-ngamuk ga jelas. Yang di deket saya, bisa jadi korban amukan. Malah, ada juga yang bilang, saya sombong (apa yang mau disombongin??). Dan biasanya, kalo ga kenal saya, bisa langsung ngacir, ngejauhin saya. Setelah tau “asli”-nya saya.

Itu dia susahnya nyari sahabat. Makanya, saya selektif banget, dan bisa dibilang, pemilih banget, buat urusan sahabat. Malah ada seorang sahabat yang bilang, “kayak milih pacar aja” . Hehe, ya hampir mirip. Kalo milih pacar, malah lebih selektif lagi. Tapi kalo teman.. Ga lah.. Saya ga pernah selektif milih teman, kecuali kalo dia teroris atau koruptor atau trouble maker. Siapa aja bisa dan boleh jadi temen saya. yang lebih tua/lebih muda, cewek/cowok, single/udah beristri, buat saya ga jadi masalah. Agamanya Islam atau bukan, buat saya bukan menjadi masalah. Toh, saya juga bisa belajar banyak hal dari mereka kan?

Ada seorang ahli filsafat yang mengatakan, “seorang sahabat adalah salah satu yang menentukan baik/buruk dirimu”

Makanya, ga salah kan kalo saya selektif dalam memilih sahabat?

4 komentar:

Anonim mengatakan...

gak ada yang salah untuk menjadi pemilih. dan memang sewajarnya dan umumnya orang memilih teman. biar bisa nyambung.

dan menurutku sih malah wajib untuk memilih teman. karena ada ulama juga yang bilang, teman itu yang menentukan masa depan kamu. dan aku percaya itu. pernah membuktikannya juga.

imgar

echi weedya mengatakan...

thanks.. berarti aku ga salah kan, walaupun dicap pemilih/sombong?
padahal sampai sekarang ga tau,maksud mereka aku dikatakan sombong. sombong karena apa dan untuk apa? sombong karena ga ikut buka bareng ato kumpul2? ;P

radietya10 mengatakan...

wajar kok chi. kita ga bisa maksain hati kita kan, kalo emang ga cocok ma seseorang?

echi weedya mengatakan...

;)