Kamis, Desember 25, 2008

Obrolan yang Aneh...

Kemarin, pada suatu Senin yang lumayan ramai. Saat saya tengah duduk sendiri (bukan karena ga punya temen looh!), karena suatu hal yang membuat hobby saya kambuh lagi. Selalu ingin menyendiri saat ada masalah. Saat sedang asik-asiknya memperhatikan lalu lalang mahasiswa di sekitar kampus saya, duduklah seorang mahasiswa di samping saya. tadinya karena kemalasan saya dalam bersosialisasi lagi kambuh juga, saya enggan menyapa dia. Pikir saya, pastilah dia tengah menunggu temannya atau menunggu perkuliahan selanjutnya di ruang kelas di belakang tempat saya duduk. Tapi, tiba-tiba dia yang menyapa saya terlebih dulu. Sebetulnya ini bukan barang yang bagi saya. Saling sapa walaupun tidak kenal. Tapi yang membuat saya terhenyak (bukannya terpesona atau syok), dia memanggil saya, "dik".. Ha?? Ga salah denger niih? Padahal, kalau dilihat dari perawakannya (yang walaupun lebih pintar bermake-up daripada saya), dia terlihat seperti junior saya. Angkatan di bawah saya. Dan yang membuat saya bengong, saya kan terlihat lebih tua dari umur saya. Paling tidak, banyak yang bilang seperti itu. Dan saya sendiri tidak pernah atau jarang sekali menggunakan kata-kata "dik" kepada seseorang yang baru saya kenal. Walaupun saya tau, dia lebih muda di bawah saya, saya pasti memanggilnya "mas" atau "mbak" sebagai suatu penghormatan. Segeralah mulai perbincangan yang lumayan garing (keripik kalee!)..
dia : lagi nunggu kuliah ya dik? saya terdiam beberapa saat (tepatnya bengong)...
saya : ga,mbak. tadi malah habis kuliah kok. mbaknya?
dia : itu.. nungguin temen.. lama banget.. Adiknya jurusan apa? (masih juga ngotot manggil dik)
saya : akuntansi, mbaknya? aslinya mana, mbak?(ngejawab dan mulai bete)
dia : sama. saya kendal. murni atau pendidikan? lha adiknya asli mana? (ngotot banget siih, manggil adek terus?? :P)
saya : murni. saya rumahnya di semarang kok. Mbaknya murni ato pendidikan? semester berapa,mbak? (pertanyaan yang memancing)
dia : pendidikan. semester 5. kamu? (nah lo! pancingan gua kena! biar tau rasa dia, udah manggil gua adek :P)
saya : saya semester 7 (ngejawab dengan susah payah nahan ketawa dengan tampang sok polos)

Dan tau, reaksinya dia? Dia langsung berubah kaget. agak pucat. mungkin tepatnya malu. Karena sepanjang obrolan, dia memanggil saya "dik" dengan tanpa dosanya. Gwahahahaha.... Sebenarnya pengen ngakak. Tapi, ngeliat tampangnya jadi ga tega juga. Apalagi, dia juga jadi salting. Kayak mahasiswa yang ketauan nyontek ma dosen killer. Dan ga berapa lama, temannya datang. Tapi, untuk yang terkahir, dia bilang, "duluan ya, mbak.."

Hmm.. ga ada ucapan minta maaf. ya sudahlah.. Yang penting saya sudah puas mengerjai dia,hehe.. Maap ya mbak, eh dek.. Kemarin udah aku kerjain :D

*awan saat itu..

Jangan Kau Lepas

Peluklah diriku dan jangan kau lepaskanku
dan jangan kau lepaskanku darimu

Ku takkan pernah tertawa
Ku takkan pernah bahagia
Ku takkan pernah merasakannya
Bila kau tak di sini
Ku takkan pernah tertawa
Ku takkan pernah sempurna
Ku takkan pernah merasakanmu
Bila kau tak di sini
oh..

Izinkan aku berlutut mengharap kau tuk kembali
Izinkan aku berharap dirimu kembali
Dan kembali
Dan kembali lagi

Peluklah diriku dan jangan kau lepaskanku
dan jangan kau lepaskanku darimu
Peluklah diriku dan jangan kau lepaskanku
dan jangan kau lepaskanku darimu

Ku takkan pernah tertawa
Ku takkan pernah bahagia
Ku takkan pernah merasakannya
Bila kau tak di sini
Ku takkan pernah tertawa
Ku takkan pernah sempurna
Ku takkan pernah merasakanmu
Bila kau tak di sini
oh..

Izinkan aku berlutut mengharap kau tuk kembali
Izinkan aku berharap dirimu kembali
Dan kembali
Dan kembali lagi

[Reff:]
Peluklah diriku dan jangan kau lepaskanku
dan jangan kau lepaskanku darimu



(Alexa-Jangan Kau Lepas)

aduduh.. tadi pagi denger lagu ini jadi semakin nusuk rasanya. karena lirik-liriknya "gua banget!"
pengen ngomong gini ke dia. tanpa harus ngomong langsung. kirim pesan lewat FS ato FB? udah. dan ga ada respon balik. masa' harus request by radio (phrambors/female biar bisa sampe ke dia yang "di negeri lain")? emang masih musim ya? duh,sedih jadinya. jadi holiday kelabu...

Selasa, Desember 23, 2008

Anggie - Kemana Aja Kamu

Kau datang mengganggu mimpiku
Kau datang lagi merusak hariku
Telah ku katakan aku sudah bersama yang lain
Telah ku katakan tolong berhentilah mengusikku

Kemana saja kamu saat hatiku hanyalah untukmu
Kau sia-siakan cintaku begitu saja
Sudahlah lupakan aku
Yang tlah kecewa bersamamu
Cari saja yang lain yang bisa kau sakiti
Dan pergilah kau jauh dariku
...


*pliiis.. leave me with my new life..

Sabtu, Desember 20, 2008

Teringat Masa Kecil(ku)..

Dulu, dulu sekali. Saat masih kecil, saya seorang perempuan kecil yang cengeng sekali. Saya teringat, saat pertama kali saya masuk ke TK kecil (dulu sebutannya TK Nol Kecil, entah apa artinya), saya harus ditemani oleh salah satu anggota keluarga saya. Bisa kakak sulung saya (saat itu duduk di kelas 2 SD yang notabene masuk siang), ayah saya, ibu saya, bahkan pengasuh saya, yang sudah saya anggap sebagai bodyguard saya. Saat itu, karena saya masuk pagi, tentu saja ayah atau ibu saya tidak bisa menemani saya hingga sekolah saya usai karena keduanya sama-sama bekerja. Biasanya tugas tersebut dimandatkan kepada kakak sulung saya/pengasuh saya yang setia (walaupun galaknya minta ampun dan saya sering kena marah). Saat itu, “satpam” saya harus berada di dalam kelas, di pojok ruangan. Agar, ketika saya kehilangan barang-barang saya/diganggu teman-teman saya, ada “satpam” saya yang akan “mengamankan” barang-barang saya.

Saat naik ke TK Besar (atau disebut TK Nol Besar), ke-cengeng-an saya tidak juga berkurang. Tapi kali ini orangtua saya sedikit lega, karena saya tidak harus ditunggui non stop selama proses belajar (yang kebanyakan justru bermain) berlangsung hingga usai sekolah. Ada kejadian yang saya ingat sedikit selama TK. Yaitu, pada saat sesi absensi berlangsung dan hari makan bersama.

Pada setiap pagi, saat sesi absensi berlangsung, setiap masing-masing anak harus membalik gambar yang semula bertuliskan nama kami, yang terletak di pojok belakang ruang kelas (di TK kecil bergambar binatang, di TK besar bergambar bunga), yang kemudian ketika pulang, gambar tersebut kembali ditutup dan menampilkan nama-nama kami. Ini mempermudah kami di keesokan harinya untuk mengetahui siapa-siapa saja teman kami yang tidak masuk sekolah. Karena sudah tentu gambar yang seharusnya terbuka saat pelajaran dimulai, masih tertutup. Setiap anak hanya boleh membuka gambar miliknya sendiri.

Pada saat hari makan bersama tiba, yaitu satu kali dalam seminggu. Ibu guru akan memasak nasi goreng berisi lauk telur dadar yang diiris tipis-tipis memanjang yang biasanya akan diletakkan dalam piring plastik, di mana setiap anak akan mendapat jatah masing-masing 1 porsi. Biasanya, tiap-tiap kelas akan mendapat giliran untuk membagikan nasi goreng tersebut ke semua kelas dari ujung timur hingga sampai ke kelas kami di ujung barat, bersebelahan dengan ruang guru. Saat itu, dalam perjalanan menuju kelas lain (dalam misi kami, membagikan nasi goreng tersebut), musuh utama kami adalah murid-murid SD yang letak sekolahnya bersebelahan dengan sekolah kami. Mereka akan berusaha mencomot lauk pauk yang akan kami bagikan. Dongkol sekali rasanya saat itu.

Tapi, walaupun cengeng, saya sempat mengikuti berbagai lomba di sekolah looh. Walaupun, tidak semua lombanya berhasil menjadi juara. Salah satunya, lomba merangkai bunga, lomba peragaan busana daerah,dan lomba melukis.

Memasuki bangku Sekolah Dasar (ato lebih dikenal dengan sebutan SD), tingkat ke-cengeng-an saya tidak juga berhenti. Tapi semakin menjadi-jadi. Saat itu, jangankan jadi preman. Saat barang saya direbut teman sekelas saya saja, saya langsung menangis. Padahal, dia juga perempuan, seperti saya. Hahaha, geli sekali bila saya mengingat semuanya. Karena semua itu, berbeda sekali dengan saya yang sekarang. Saya yang sekarang, jangan harap akan diam saja bila ada yang mengganggu. Balas nonjok, iya.

Kenapa tiba-tiba membicarakan ini?? Soalnya saya baru saja bertemu teman lama. Teman waktu SD. Kami secara tidak sengaja bertemu di sebuah minimarket di dekat rumah saya. Ah.. Jadi kangen teman-teman yang lain...

Lagu Gado-Gado..

Anggun-Jadi Milikmu (Crazy)
Setiap kali bermimpi
Ku menunggu datangnya kamu
Setiap kali ku tahu
Kau buat hati ku tersipu
Walau Cuma sekejap
Gelisah hilang dan mungkin lenyap
Setiap kali terjadi
Engkau membuatku terpana
Yang aku mau hanya dirimu
Kau seorang
Yang aku mau jadi milikmu

Reff:
You know that it’s true
Ain’t no body as I am crazy for you
It’s all about you
Everybody knows that I’m crazy for you

You know that it’s true

Promised you the world that go crazy for you
It’s all about you
Everything you do makes me crazy for you

For you

Tak lagi ku mencari
Yang aku rindu ada disini

Tak lagi aku sendiri
Wajahmu terlukis dihati

Engkau matahariku
Bersinar pagi sinar malam ku
Hati yang dulu biru

Kini tertawa karena mu

Yang aku mau hanya dirimu
Kau seorang
Yang aku mau jadi milikmu

Back to Reff:

You know that it’s true
It’s all about you
You make me going crazy
Know that it’s true
It’s all about you
You make me going crazy

Yup. Mbak Anggun C. Sasmie (mohon maaf kalo salah nama) inih memang jago sekali me-mix kan lagu indo+west. Biar kata gado-gado, tapi kok ya teteup.. enak didengerin ya? Agnes Monica mah kalah deeh. Apalagi Buncis.. Jauuuuh...

Ooops!! Tidak bermaksud mengadu domba pihak-pihak yang terkait, hehe..
Salut deeh buat mbak Anggun. Btw, kapan bikin konser di Semarang, mbak? :D

*foto di atas, hasil rampokan dari www.femaleradio.net

Jumat, Desember 05, 2008

Benarkah??

Tidak semua yang bisa di hitung itu penting..
Tidak semua yang penting itu bisa di hitung...












Benarkah??


Terserah saja menurut yang membaca ini bagaimana..
Saya mendapatkan kata-kata ini dari sebuah tag iklan. Iklan tentang produk bayi. Tapi saya lebih cenderung yang ke-2..
Kita hampir selalu melupakan moment penting yang kita alami. Kita hampir selalu melupakan orang-orang penting dalam hidup kita, yang pernah membantu kita, yang selalu saat kita membutuhkan support. Tapi saat kehilangan moment itu, orang-orang itu, kita baru merasa bahwa mereka penting untuk mereka.. Paling tidak, itu yang pernah saya alami.

Life is STRUGGLE..

Yup.. Atau bisa juga dikatakan LIFE is TRYING. Sedih sekali saya kemarin. Karena lagi-lagi, Kota Kesayangan saya, Solo kembali menjadi berita. Berita yang tidak menyenangkan, tentu saja. Padahal, pemerintah kota Solo sedang giat-giatnya bangkit. Sedang menata kota, sebagaimana telah diberi gelar KOTA BUDAYA beberapa waktu lalu. Dan perbuatan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab berusaha mencoreng muka Solo dengan berbagai cara. Entah apa maksudnya. Padahal, oknum-oknum tersebut beberapa waktu lalu juga merupakan warga Solo. Warga asli Solo. Tidak kah mereka berpikir untuk memajukan kota mereka?

Entahlah.. Dari yang Kisruh masalah Status sebuah Benteng Tua dan akan dipugarnya benteng tersebut menjadi hotel (ini juga pernah terjadi pada LawangSewu di Semarang), Penyegelan Wilayah yang akan dijadikan syuting Film Lastri di kawasan Colomadu (karena warga tersebut menganggap, Film Lastri berusaha membangkitkan kembali G 30 S PKI yang pernah terjadi pada tahun 1965), kemudian yang baru-baru ini terjadi adalah dengan ditemukannya berkarung-karung makanan kering bekas yang dijual kembali oleh pedagang dengan harga murah. Kebayang kan, gimana seandainya makanan kering yang biasa kita konsumsi, ternyata hasil olahan dari sisa-sisa makanan bekas yang sudah dibuang??

Duuh..duuh.. sedih rasanya melihat berita-berita itu. Dan kelihatannya semakin berat saja perjuangan Walikota Solo untuk membangkitkan kembali Kota Budaya sekaligus kota Kulinernya. Masa kecil saya sering saya habiskan di kota ini. Selain karena ini adalah kota asal orang tua saya, saya memang teramat mengagumi kota ini. Auranya beda dari kota lainnya. Bahkan dengan kota Jogja, sekalipun. Dulu memang Solo belum seramai sekarang. Masih tergolong sepi dan udaranya tidak se-pengap sekarang. Belum muncul pula gedung-gedung pencakar langit yang sekarang mulai berlomba-lomba dibangun oleh para investor dari luar. Ah, tapi saya tetap merindukan kota Solo, apapun keadaannya. Cayo pak Wali! Looh,kok kayak promosi PILKADA aja ya?hehe...