Sabtu, Desember 20, 2008

Teringat Masa Kecil(ku)..

Dulu, dulu sekali. Saat masih kecil, saya seorang perempuan kecil yang cengeng sekali. Saya teringat, saat pertama kali saya masuk ke TK kecil (dulu sebutannya TK Nol Kecil, entah apa artinya), saya harus ditemani oleh salah satu anggota keluarga saya. Bisa kakak sulung saya (saat itu duduk di kelas 2 SD yang notabene masuk siang), ayah saya, ibu saya, bahkan pengasuh saya, yang sudah saya anggap sebagai bodyguard saya. Saat itu, karena saya masuk pagi, tentu saja ayah atau ibu saya tidak bisa menemani saya hingga sekolah saya usai karena keduanya sama-sama bekerja. Biasanya tugas tersebut dimandatkan kepada kakak sulung saya/pengasuh saya yang setia (walaupun galaknya minta ampun dan saya sering kena marah). Saat itu, “satpam” saya harus berada di dalam kelas, di pojok ruangan. Agar, ketika saya kehilangan barang-barang saya/diganggu teman-teman saya, ada “satpam” saya yang akan “mengamankan” barang-barang saya.

Saat naik ke TK Besar (atau disebut TK Nol Besar), ke-cengeng-an saya tidak juga berkurang. Tapi kali ini orangtua saya sedikit lega, karena saya tidak harus ditunggui non stop selama proses belajar (yang kebanyakan justru bermain) berlangsung hingga usai sekolah. Ada kejadian yang saya ingat sedikit selama TK. Yaitu, pada saat sesi absensi berlangsung dan hari makan bersama.

Pada setiap pagi, saat sesi absensi berlangsung, setiap masing-masing anak harus membalik gambar yang semula bertuliskan nama kami, yang terletak di pojok belakang ruang kelas (di TK kecil bergambar binatang, di TK besar bergambar bunga), yang kemudian ketika pulang, gambar tersebut kembali ditutup dan menampilkan nama-nama kami. Ini mempermudah kami di keesokan harinya untuk mengetahui siapa-siapa saja teman kami yang tidak masuk sekolah. Karena sudah tentu gambar yang seharusnya terbuka saat pelajaran dimulai, masih tertutup. Setiap anak hanya boleh membuka gambar miliknya sendiri.

Pada saat hari makan bersama tiba, yaitu satu kali dalam seminggu. Ibu guru akan memasak nasi goreng berisi lauk telur dadar yang diiris tipis-tipis memanjang yang biasanya akan diletakkan dalam piring plastik, di mana setiap anak akan mendapat jatah masing-masing 1 porsi. Biasanya, tiap-tiap kelas akan mendapat giliran untuk membagikan nasi goreng tersebut ke semua kelas dari ujung timur hingga sampai ke kelas kami di ujung barat, bersebelahan dengan ruang guru. Saat itu, dalam perjalanan menuju kelas lain (dalam misi kami, membagikan nasi goreng tersebut), musuh utama kami adalah murid-murid SD yang letak sekolahnya bersebelahan dengan sekolah kami. Mereka akan berusaha mencomot lauk pauk yang akan kami bagikan. Dongkol sekali rasanya saat itu.

Tapi, walaupun cengeng, saya sempat mengikuti berbagai lomba di sekolah looh. Walaupun, tidak semua lombanya berhasil menjadi juara. Salah satunya, lomba merangkai bunga, lomba peragaan busana daerah,dan lomba melukis.

Memasuki bangku Sekolah Dasar (ato lebih dikenal dengan sebutan SD), tingkat ke-cengeng-an saya tidak juga berhenti. Tapi semakin menjadi-jadi. Saat itu, jangankan jadi preman. Saat barang saya direbut teman sekelas saya saja, saya langsung menangis. Padahal, dia juga perempuan, seperti saya. Hahaha, geli sekali bila saya mengingat semuanya. Karena semua itu, berbeda sekali dengan saya yang sekarang. Saya yang sekarang, jangan harap akan diam saja bila ada yang mengganggu. Balas nonjok, iya.

Kenapa tiba-tiba membicarakan ini?? Soalnya saya baru saja bertemu teman lama. Teman waktu SD. Kami secara tidak sengaja bertemu di sebuah minimarket di dekat rumah saya. Ah.. Jadi kangen teman-teman yang lain...

Tidak ada komentar: