Minggu, Oktober 05, 2008

Favorit

Kuambil alih mengayuh sepedanya, beliau duduk di belakang. Tangan kulinya yang kasar dan tua memeluk pinggangku. Ayahku yang pendiam : ayah juara satu seluruh dunia. Matahari sore yang hangat bercampur dengan angin yang dingin, membelai-belai kami melalui jembatan kayu. Di bawah kami, sungai purba lenggang mengalir pelan. Gelap dan dalam. Hulunya menyimpan sejarah pilu oran-orang miskin melayu, anak-anak sungainya adalah misteri yang mengandung tenaga mistis, dan riaknya yang berkecimpung siang dan malam adalah nyanyian sunyi rasa sayangku yang tak bertepi untuk ayahku..”

(Sang Pemimpi-Andrea Hirata, halaman 155)

Dari koleksi novel Andrea Hirata yang saya punya, sejauh ini saya paling menyukai novelnya yang berjudul Sang Pemimpi. Dan saya sangat menyukai kata-kata ini. Entah karena apa..

Tidak ada komentar: