Jumat, November 21, 2008

Peluang

Tahun ini CPNS mulai digelar lagi secara besar-besaran. Peminatnya? Jangan ditanya. Ironis. Padahal yang akan diterima bisa dihitung dengan jari. Tapi peminatnya tidak sebanding dengan peluang diterima menjadi PNS. Apalagi sekarang ini gaji PNS terus menanjak tiap tahunnya. Yang kalo kata ibunda, PNS sedang ‘naik daun’,hehe..

Pernah kemarin saya ke Disnakertrans menemani teman saya yang akan ikut melamar di sana.
Dan benar saja. Baru masuk menuju tempat parkir saja sudah membludak penuh oleh para pencari kerja yang akan mencoba mencari peruntungan dalam Pembukaan Bursa Kerja yang diadakan oleh Disnakertrans. Mengenaskan. Kalo dipikir-pikir, universitas-universitas swasta yang sekarang semakin menjamur di berbagai daerah mulai berdampak juga. Berdampak pada tingkat pengangguran, tentunya. Masih mending kalo universitasnya berkompeten. Mampu meluluskan mahasiswanya karena memang si mahasiswa berhak untuk lulus. Tapi kalo cuma lulus-lulusan? Artinya, si mahasiswa yang harusnya tidak lulus, tapi nekat diluluskan oleh universitas hanya supaya universitas tersebut mendapat akreditasi A. Apalagi sekarang akreditasi juga diberlakukan bagi tiap-tiap fakultas dan jurusan. Dan itu benar-benar terjadi di beberapa universitas swasta di Jawa Tengah. Tentunya universitas yang baru saja berdiri sekitar tahun 2000an.

Ada pula cerita, seorang kenalan yang bekerja sebagai pegawai negeri, kuliah di sebuah universitas swasta di Semarang. Dia kuliah di jurusan akuntansi, seperti saya. Tapi, dalam bidang akademis, dia menjadi adik kelas saya. Yang sempat menjadi tanda tanya, kenapa tidak terlihat dia mengerjakan tugas atau sampai lembur mengerjakan tugas? Bahkan dia tidak bisa
berselancar di dunia maya. Hal yang harusnya sudah tidak asing lagi dilakukan oleh seorang mahasiswa. Apalagi, tugas hitung-menghitung. Cerita punya cerita, tempat (baca:universitas swasta) tempat dia kuliah ternyata sudah menjamin 100 % kalo dengan dia mendaftar di sana, dia akan dijamin lulus oleh instansi tersebut. Hebat! Dan, ternyata setiap dia mempunyai tugas, dia mengandalkan teman2nya. Artinya meminta temannya untuk mengerjakan tugas atau bahkan copy-paste tugas dari temannya. Wajar? Untuk dia atau sebagian mahasiswa mungkin itu hal yang wajar, tapi entah mengapa itu tidak terlihat wajar oleh saya. Bukannya merasa sok pinter atau munafik. Tapi saya hanya berpikir, kalo dia selalu mengandalkan orang lain, apa selamanya akan bisa seperti itu? Contohnya seperti mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi. Mungkin sekarang bisa copy-paste. Tapi, bila ditanya tentang Komputer Akuntansi, bagaimana dia akan menjelaskannya? Itu hanya sebagian kecil saja. Dan mungkin terjadi di universitas swasta yang lain yang kurang berkompeten. Yang lebih dikhawatirkan, bagaimana bila setelah lulus, tapi dia tidak bisa menerapkan ilmunya. Ini tidak saja akan mempermalukan dia, tapi juga akan mempermalukan universitas.

Looh.. Kok jadi membahas itu ya? tadi kan awalnya dari pembukaan CPNS?hehe..

Karena dua hal ini menurut saya saling berkaitan. Antara pendaftaran CPNS dengan banyaknya universitas swasta yang mulai menjamur. Karena pada akhirnya, pendaftaran CPNS dan pembukaan bursa kerja biasanya tidak sebanding dengan jumlah pelamar yang mayoritas pengangguran intelektual. Masih mending bila sudah mempunyai pengalaman kerja beberapa tahun. Paling tidak, bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diterima. Kalo belum???

1 komentar:

ardiansatovic mengatakan...

saya punya kompetensi makanya saya berani mendaftar CPNS. tapi ya itu,tes CPNS cuma tertulis doang, ndak ada tes kompetensi ataupun skill lain yg mendukung sebagai CPNS. piye ya? ndoga wae sing kenteng ar, hehe.